Minggu, 08 Mei 2011

WATERBIRTH

PROSES PERSALINAN DI DALAM AIR (WATERBIRTH)

Sedikit ulasan dari www.harian-global.com tentang water birth:
Rasa sakit saat melahirkan merupakan kodrat wanita. Tapi jangan khawatir, rasa sakit itu kini sudah dapat “diakali”.
Para calon ibu kini dapat memilih proses melahirkan di dalam air (water birth) yang dapat mengurangi, bahkan menurut sebagian ibu- menghilangkan rasa sakit! Anak yang dilahirkan sehat, si ibu juga segar.
Di luar negeri seperti Rusia dan Australia, metode melahirkan di air cukup lama dipraktikkan, sementara di Indonesia baru dikenal sekitar setahun terakhir. Kendati metode melahirkan di air ini belum begitu populer di Indonesia, namun sejumlah tempat di Jakarta seperti Sam Marie Hospital dan sebuah klinik bersalin di Desa Ubud, Bali sudah melaksanakan proses melahirkan di air ini.
Liz Adianti (33 tahun) adalah ibu Indonesia yang pertama kali melakukannya, tepatnya pada Oktober 2006. Wanita yang bekerja sebagai karyawati sebuah operator seluler ini mengaku ketertarikannya dengan metode melahirkan ini. Diawali dari kekhawatirannya akan rasa sakit saat melahirkan normal, ia lantas mencari informasi hal apa yang dapat mengurangi rasa sakit tersebut.
“Sebenarnya saya sudah ingin melakukannya sejak kehamilan anak pertama, peralatannya pun sudah dibeli dan disiapkan bersama suami, tapi karena di Indonesia belum populer kami pun sulit mendapat perizinan medis dari rumah sakit. Akhirnya, saya baru bisa mewujudkannya saat kelahiran anak kedua,” ungkap Liz.
Dia menambahkan, berkurangnya rasa sakit kemungkinan disebabkan ibu berendam dalam air hangat yang membuat rileks dan nyaman, sehingga rasa sakit dan stres pun berkurang. Hal itu dibenarkan dr T Otamar Samsudin SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi). Menurut dia, mengurangi rasa sakit adalah tujuan utamanya, sedangkan secara teknis melahirkan dalam air pada dasarnya sama seperti melahirkan normal.
Menurut dr.T. Otamar , SpOG, :
“Saat melahirkan di dalam air, rasanyeri akan berkurang ketimbang saat melahirkan di atas ranjang. Pasalnya, sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga sang ibu yang akan melahirkan merasa lebih rileks. Di rahim,bayi tidak bernafas seperti bayi yang ada di darat, karena kadar prostaglandin-nya masih tinggi sehingga otot diafragma belum berfungsi. Untuk itu tidak jadi masalah bagi bayi yang baru lahir meluncur di dalam air, asalkan begitu lahir, langsung diambil.
Proses Melahirkan
Proses dan melahirkan dia air sama saja dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. Dilakukan di dalam sebuah kolam cukup besar (berukuran 2 meter) yang terbuat dari plastik dengan benjolan-benjolan pada alasnya agar posisi ibu tidak merosot.
“Posisi saat akan melahirkan bisa sambil duduk, sambil nungging, atau terserah bagaimana nyamannya si ibu,” ujarnya.
Selain kolam plastik, fasilitas pendukung lainnya adalah pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi, water heater untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur suhu. Kolam yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37°C.
“Ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar, dan agar bayi tidak mengalami hipotermia,” ungkap Otamar.
Selanjutnya ibu mengejan seperti biasa. Mengingat tempatnya di air, bayi yang baru keluar otomatis terendam dulu selama beberapa saat di dalam air (sekitar 5-10 detik). Ini tidak masalah karena suhu air hampir sama dengan suhu cairan ketuban tempat si bayi “berenang” sebelum dilahirkan.
“Itu sebabnya ketika baru keluar, si bayi tidak menangis, mungkin dia merasa seolah seperti belum lahir karena kondisinya sama antara di dalam dan di luar,” tutur Otamar.
Risiko dan Prasyarat
Metode Waterbirth ini perlu dipertimbangkan bagi sang ibu yang kondisinya tidak memungkinkan untuk memakai metode ini , seperti bagi ibu yang memiliki kondisi preeklamasia (ada kemungkinan bayi prematur, bayi kembar, sungsang, perdarahan, infeksi herpes), karena virus herpes tidak mati di air hangat, sehingga dapat menular pada bayi yang baru lahir melalui mata, selaput lender dan tenggorokan bayi.
Syarat lainnya, proses melahirkan di dalam air tidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Aspek higienitas juga memegang peranan penting karena bayi yang baru lahir rentan infeksi. Kolam plastik yang digunakan harus dipastikan benar-benar bersih dan steril. Selain itu, penggunaan air hangat juga bisa membunuh virus dan bakteri. Lantas bagaimana dengan kemungkinan air terminum oleh bayi? Dokter T Otamar Samsudin SpOG mengatakan, hal itu sebetulnya tidak masalah asalkan air dipastikan steril.
“Jika air terminum oleh si bayi, sebetulnya tidak masalah dan kita semua toh sudah biasa minum air. Bayi juga tidak akan terinfeksi karena airnya encer dan steril (air hangat). Yang berbahaya adalah kalau si bayi minum air ketuban karena bisa tersangkut di paru-parunya,” pungkasnya. (berbagai sumber)
Keuntungan melahirkan di Air
1)    Rileks dan nyaman. “Rasanya sehabis berenang saja , segar dan tidak berkeringat, “ kata ibu Liz Adiyanti.
2)   Si jabang bayi bersih karena tidak banyak darah yang keluar.
3)   Mengurangi rasa stress.
4)   Rasa nyeri saat melahirkan berkurang dibandingkan dengan  melahirkan di atas tempat tidur, dan proses persalinan akan lebih cepat ketimbang melahirkan di darat.
5)   Perineum menjadi lebih elastis dan relaks, robekan/episiotomi dapat dihindarkan.
6)   Ketika proses persalinan, sang ibu dapat mengubah – ubah posisi sesuai keinginan.
7)   Otot bayi lebih relaks, panggung lebih terbuka lebar, sehingga bayi keluar lebih lancer.
8)   Air kolam yang hangat membuat bayi berasa masih di dalam air ketuban.
9)   Air bersifat menyejukkan, membuat nyaman, dan meningkatkan energi.
10) Daya apung mengurangi berat badan mama, memungkinkannya untuk bergerak lebih bebas. Juga menghasilkan kontraksi yang lebih efisien. Aliran darah pun akan mengalir lebih lancer.
Kekurangan melahirkan di Air
Rasa nyaman pada sang ibu saat berendam di dalam air membuat sang ibu malas untuk mengejan.
Tips Melahirkan di Air
  1. Pertama-tama yang penting kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di air.
  2. Mengikuti senam hamil saat kehamilan, untuk pernapasan dan kelenturan lubang vagina sehingga memudahkan kelahiran si bayi.
  3. Untuk media kolamnya Anda tidak perlu khawatir, karena biasanya rumah sakit yang melayani melahirkan di air menyediakan fasilitas untuk itu. Dan untuk menjaga kesterilan, setiap ibu mendapat 1 kolam.
  4. Menyiapkan data lengkap, seperti cek laboratorium.
Apakah air hangat tidak berbahaya bagi kehamilan?
Tergantung dari temperaturnya. Jika air terlalu panas, dapat berisiko terjadinya dehidrasi bagi mama dan bayinya, juga dapat menaikkan suhu tubuh mama dan detak jantung bayi.  Jadi, pastikan temperatur air stabil di suhu 36 derajat C dan jumlahnya cukup. Sebaiknya sediakan air minum yang cukup dan kain dingin untuk menyeka muka dan leher mama, untuk mencegah mama mengalami dehidrasi.
Berapa lama bayi dapat bertahan di dalam air?
Di Amerika Serikat, biasanya bayi dikeluarkan dari air pada 10 detik pertama setelah kelahirannya. Langkah yang tepat dilakukan adalah mengangkat si bayi tanpa tergesa-gesa dan menidurkannya di gendongan mama.
Hal – hal yang harus Anda ketahui :
  • Secara teknis, melahirkan di air sama saja dengan melahirkan denag cara normal yang membedakan hanya tempatnya. Melahirkan di air menggunakan kolam yang berisi air (tub yang di desai special) yang biasanya berukuran besar (berdiameter 2m)
  • Di dalam tub special tersebut terdapat benjolan – benjolan yang berfungsi untuk menahan posisi ibu saat melahirkan agar tidak terperosot. Ibu juga dapat mengatur posisinya sendiri saat melahirkan.
  • Terdapat pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi. Water heater agar air tetap hangat dan thermometer untuk mengukur suhu kolam.
  • Ibu akan masuk ke tub ketika sudah mencapai pembukaan 5. prosesi melahirkan ini biasanya berlangsung lebih cepat yaitu 1,5 – 2 jam.
  • Kolam untuk melahirkan di air harus berada dalam keadaan steril. Air yang dialirkan harus hangat dan steril, selain untuk menciptakan lingkungan yang sama dengan lingkungan di dalam rahim, air hangat juga dapat membunuh bakteri dan virus.
  • Air yang dialirkan biasanya sebatas payudara ibu, hal ini yang dimaksudkan dokter agar dapat tetap mengawasi kontraksi saat melahirkan terhadap si ibu.
  • Tenaga medis yang diperlukan untuk melahirkan di air diantaranya dokter kandungan, dokter anak, bidan, asisten bidan, perawat bayi, serta teknisi yang menjaga stabilitas generator kalau sewaktu-waktu mati.
  • Jangan panic ketika beberapa saat berada di dalam air dan tidak menangis ketika telah keluar dari rahim ibu. Bayi akan tetap bernafas  selama tali ari – ari masih tersambung dengan perut ibu. Melalui tali ari-ari ini bayi dapat tetap bernafas. Tali ari-ari akan segera di potong oleh dokter setelah bayi tidak berada di dalam air. Dan ketika bayi berada di permukaan maka bayi baru mulai bernapas dan menangis.
  • Setelah bayi lahir, pastikan si ibu mengangkat dan menggendong si bayi agar tercipta kontak antara ibu dan bayi. Dan sangat baik bagi para ibu, jika saat bayi lahir, ibu langsung menyusuinya.













“ANALISIS”

Persalinan di Air adalah hal baru dalam kesehatan dan ini merupakan suatu kemajuan. Biasanya ibu melahirkan di darat khususnya di tempat tidur. Sekarang sudah ada saja melahirkan di dalam air. Ini yang disebut dengan waterbirth. Menurut saya metode melahirkan dalam air ini, bagus sekali untuk ibu hamil, karena ibu tidak perlu stress lagi dalam menghadapi persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya relaksasi terhadap seluruh otot tubuh karena brendam dalam air hangat yang steril yang telah di atur dalam suhu 34˚ C sehingga tubuh ibu menjadi rileks dan pada saat inilah hormon endorphin dikeluarkan oleh tubuh ibu dan ini yang menyebabkan rasa nyeri berkurang.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. T. Otamar Samsudin mengatakan “bahwa melahirkan dalam air membuat sirkulasi darah uterus menjadi lebih baik, sehingga sang ibu yang akan melahirkan merasa lebih rileks”.
Tapi metode melahirkan di air ini, tidak terlalu banyak di terapkan di Indonesia dan bahkan tidak banyak orang yang tahu. Karena disini orang – orang lebih banyak mengetahui hanya di atas tempat tidur bukannya di air. Mungkin ada, tapi hanya beberapa klinik bersalin yang menggunakan metode waterbirth ini, seperti di Jakarta. Kecuali di Negara – Negara maju Rusia dan Amerika, karena alat – alat kesehatan disana yang yang sudah maju.
Dalam metode ini ada hal yang harus diperhatikan seorang bidan atau petugas medis yang menangani proses melahirkan di air ini. Yaitu hanya ibu yang dalam kondisi normal saja yang boleh melakukan waterbirth ini. Sedangkan ibu yang memiliki kondisi premature, bayi kembar, sungsang, perdarahan, infeksi herpes, tidak boleh melakukannya karena virus herpes tidak mati di air hangat, sehingga dapat menular pada bayi yang baru lahir.
Dan bidan juga harus lebih teliti dalam memberi pengawasan terhadap bayi, karena bayi masih rentan dengan infeksi. Perakitan atau kolam yang bersih dan steril sangat diperlukan sekali. Karena tub yang bersih dan steril akan membunh bakteri dan virus, sehingga aman bagi bayi.
Dari keuntungan yang diperoleh dalam waterbirth ini, seperti ibu bebas melakukan posisi apa saja yang bisa membuat dia nyaman, tapi ada satu hal yang menjadi kekurangan dalm waterbirth ini, yaitu ibu menjadi malas untuk mengejan.
Dalam waterbirth ini bidan harus menanyai kepada ibu, apakah dia yakin akan melahirkan di air, selanjutnya membantu ibu untuk melakukan senam hamil dan segala sesuatu yang dibutuhkan ibu.






SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar