Jumat, 27 Mei 2011



Idealnya, rongga panggul berbentuk pintu atas yang hampir membulat (bentuk ginekoid). Ini memudahkan calon ibu untuk melahirkan. Masalahnya, ada banyak ibu yang proses persalinannya terhambat dan berlangsung lama gara-gara kelainan bentuk panggulnya.
 

Ada beberapa kelainan bentuk panggul. Di antaranya:
•  Bentuk pintu atas panggul lonjong (bentuk anthropoid ).
•  Bentuk pintu atas panggul lonjong, dan menyempit di bagian belakang (bentuk platipelloid) .
•  Bentuk pintu atas panggul hampir berbentuk segitiga (bentuk android ).

Namun, meski bentuk panggul Anda tidak tergolong ideal, bukan berarti Anda pasti tidak bisa melahirkan secara normal. Sebab, yang juga tidak kalah penting dalam persalinan adalah ukuran janin Anda. Sesuai atau tidak dengan kapasitas rongga panggul Anda.
             

Kelainan pada rongga panggul bisa menyebabkan hambatan dalam proses persalinan, apalagi bila tidak segera ditangani. Dan, inilah bahaya yang bisa terjadi pada Anda:

• Pecah ketuban
Kantung ketuban penting bagi janin, yaitu sebagai pelindung. Tidak dapat masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul bisa jadi akibat tidak pasnya ukuran janin dengan kapasitas panggul. Bila janin Anda terlalu besar, kantung ketuban mungkin saja pecah sebelum persalinan atau pada awal proses persalinan. Hal ini mengundang masuknya kuman, karena jalan lahir sudah mulai membuka.
Catatan: Kuman bisa masuk ke dalam sistem peredaran darah janin, lalu ke tubuh Anda. Selain terinfeksi, jiwa janin dan Anda juga terancam.
 
• Rahim robek
Bila kontraksi berjalan normal, masuknya kepala janin ke jalan lahir bisa saja terhambat. Akibatnya, tekanan kepala yang seharusnya mengarah ke arah jalan lahir dapat berubah arah. Ke mana saja? Ke depan (bagian depan rahim dan kandung kemih), samping atau belakang.
Catatan . Pada saat persalinan, dinding rahim bagian bawah (arah jalan lahir), amat tipis dan terbatas daya regangnya. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, rahim bisa robek.
 
Janin juga berisiko

Inilah beberapa dampak kelainan bentuk panggul terhadap lahirnya janin:

• Kekurangan oksigen
Pecahnya ketuban sebelum persalinan atau sebelum kepala janin masuk ke jalan lahir bisa mengakibatkan infeksi dan juga membuat tali pusat terjepit. Apalagi bila posisi tali pusat terletak di antara dinding rahim dan kepala, bahu, atau lutut janin.
Catatan: Terjepitnya tali pusat dapat mengakibatkan aliran makanan dan oksigen ke janin terganggu. Nyawa janin pun terancam.
 
• Tekanan pada kepala
Rongga panggul yang terlalu sempit untuk dilalui kepala janin memungkinkan terjadinya tekanan antara kepala janin dengan tulang panggul ibu. Akibatnya, kepala janin bisa tertekan.
Catatan: Setiap tekanan pada kepala janin akan membuat aliran oksigen ke otak terganggu. Bila ini berlangsung lama, sangat berbahaya bagi janin Anda.
 
Bisa dilakukan persalinan percobaan

Ada pendapat, wanita dengan tubuh lebih pendek cenderung memiliki rongga panggul yang kecil pula. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan wanita dengan tinggi badan normal juga memiliki rongga panggul yang kecil. Jadi, benarkah kelainan panggul tidak bisa dideteksi sebelumnya?

Tidak benar. Kondisi panggul yang tidak normal sudah dapat diketahui melalui pemeriksaan rutin yang dilakukan penolong persalinan, entah dokter maupun bidan, selama kehamilan atau persalinan.

Cuma, ketidakseimbangan antara ukuran janin dengan panggul yang normal mungkin saja baru diketahui pada saat proses persalinan. Mengapa? Besar kepala janin dan kelenturan tulang-tulang kepala janin sangat bervariasi. Walau berat lahir bayi Anda sama dengan bayi lain, ukuran kepalanya belum tentu sama. Juga, meski bentuk dan ukuran panggul Anda normal, kapasitasnya bisa berbeda-beda. Sebab, ini lagi-lagi tergantung pada tulang-tulang dan jaringan pada daerah panggul. Apa jalan ke luarnya?

Dalam proses persalinan dikenal istilah persalinan percobaan. Hanya saja, ini   khusus dilakukan pada anak pertama. Dari sini, dokter dapat memantau berhasil tidaknya kepala janin melewati panggul dengan menggunakan skala tertentu. Selain itu, dokter akan memutuskan apakah persalinan normal bisa diteruskan atau tidak, tanpa membahayakan Anda dan janin.

Bila rongga panggul ternyata tidak bisa dilewati janin, diperlukan tindakan untuk mengeluarkan janin dengan segera. Bantuan berupa alat bantu (seperti vakum atau tang) serta induksi, tidak bisa banyak membantu. Jadi, satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah operasi caesar.
 
Nia L.T.
Konsultasi ilmiah: dr. Dwiana Okviyanti, Sp.OG, POGI Jaya/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
 
Ada Lima Penyebab
 
•  Gizi kurang baik selama masa pertumbuhan . Akibatnya, pertumbuhan tulang dan rongga panggul jadi kurang sempurna.
•  Penyakit tulang . Contohnya, penyakit rakitis yang diderita sejak kanak-kanak maupun setelah dewasa. Penyakit tulang bisa mengubah bentuk panggul dan menyempitkan rongga bagian dalamnya.
•  Kelumpuhan . Bila salah satu kaki tidak dapat digunakan dengan sempurna,   mau tidak mau berat tubuh dipikul oleh kaki yang sehat. Akibatnya, panggul bisa tumbuh miring.
•  Tumor . Adanya tumor pada tulang panggul dapat mengubah bentuk panggul dan menyebabkan sempitnya jalan lahir.
•  Kecelakaan . Tulang di tubuh bagian belakang yang mengalami cedera bisa mengubah bentuk panggul, apalagi bila pengobatan tidak sempurna.
 
  Pemeriksaan untuk Menentukan Normal Tidaknya Persalinan
 
•  Fisik: Melalui rabaan tangan pada perut ibu. Tujuannya, mengetahui sejauh mana bagian terbawah janin masuk ke dalam rongga panggul.
•  Periksa dalam: Memasukkan jari ke dalam vagina dan memeriksa panggul bagian dalam secara klinis.
•  Ultrasonografi (USG): Untuk mengetahui ukuran dan taksiran berat janin.
 
Kamus Istilah
 
•  Vakum: Alat berupa pengisap yang digunakan untuk mengeluarkan bayi.
•  Tang : Alat yang terbuat dari logam dan bentuknya menyerupai dua sendok besar. Digunakan untuk menjepit kepala janin saat menolong persalinan.
•  Induksi: Memasukkan cairan khusus ke tubuh untuk merangsang kontraksi.
•  Rakitis: Penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D atau kekurangan sinar ultraviolet.

Kehamilan Pada Remaja

Posted on March 22, 2011 by admin
 
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat dua faktor yang mendasari perilaku seks pada remaja. Pertama, harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun) dan kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat mcnimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di daerah perkotaan yang mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah di mana pada akhirnya memberikan dampak pada terjadinya penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar perkawinan pada remaja.

Pada akhirnya, masalah kehamilan remaja mempengaruhi diri remaja itu sendiri, dari masyarakat mereka mendapat cap telah berperilaku di luar norma dan nilai-nilai yang wajar, sehingga memberikan konflik bagi mereka seperti masalah putus sekolah, psikologis, ekonomi, dan masalah dengan keluarga serta masyarakat disekitarnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang Iebih jelas tentang masalah di atas, berikut akan diuraikan secara rinci faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian.

1. Masalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja. Remaja yang kclak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi sehat. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan. Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.

2. Masalah psikologis pada kehamilan remaja.
Remaja yang hamil di luar nikah menghadapi berbagai masalah psikologis, yaitu rasa takut, kecewa, menyesal, dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung mempunyai kerugian yang paling kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan kehamilan. Syukur bila kehamilannya terjadi menjelang perkawinan sehingga segera dilanjutkan dengan pernikahan. Keadaan akan makin rumit bila pemuda atau laki-laki yang menghamili malah tidak benanggung jawab sehingga derita hanya ditanggung sendiri dan keluarga. Keluarga pun menghadapi masalah yang sulit di tcngah masyarakat seolah-olah tidak mampu memberikan pendidikan moral kepada anak gadisnya.

Kehamilan di luar nikah masih tetap merupakan masalah besar di Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas, sehingga dianggap anak haram atau hasil perzinahan. Walaupun misal nya perkawinan dapat dilangsungkan tetapi kemungkinan besar perkawinan tersebut tidak dapat bertahan lama karena dilakukan dalam keadaan kesiapan mental dan jiwa yang belum matang.

3. Masalah sosial dan ekonomi keluarga.
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan masalah kehamilan remaja tidak lepas dari kemelut seperti:
• Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan
• Putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar
• Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi
• Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin)
• Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan.
Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknya sendiri, masyarakat belum siap menerima kelahiran tanpa pernikahan. Berbeda halnya dengan negara maju seperti Amerika, masyarakatnya sudah dapat menerima kelahiran sehagai basil hidup bersama.

4. Dampak kebidanan kehamilan remaja.
Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan “kurun waktu reproduksi sehat” antara urnur 20 sampai 30 tahun. Keadaan ini discbabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun per-kembangan dan pertumbuhan jam. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan hila ditambah dengan tekanan (stres) psikologis, sosial. ekonomi. sehingga memudahkan terjadi:

a. Keguguran.
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk mcnghilangkan kehamilan re-maja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan olch tcnaga non-profesional dapat menimbulkan akibat samping yang scrius seperti tingginya angka ke-matian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.

b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat bawaan.

c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.

d. Anemia kehamilan.

e. Keracunan kehamilan (gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum slap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil, dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklanipsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kematian.

f. Kematian ibu yang tinggi.
Remaja yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi. Pada kehamilan aterm, kematian terjadi karena trias klasik yaitu: perdarahan; infeksi; dan gestosis (pre-eklampsia-eklampsia).
Dari uraian di atas timbul pertanyaan yang mendasar, bagaimana memecahkan masalah kehamilan remaja? Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sukar dan kompleks yang menyangkut berbagai segi kehidupan masyarakat, diantaranya:

1. Pengaruh globalisasi.
Arus informasi yang menyebabkan dunia makin sempit sangat memudahkan dan mendorong remaja mempunyai perilaku seks yang makin bebas. Keadaan bertambah sulit diatasi bila jumlah anak dalam suatu keluarga tidak terbatas sehingga kualitas pendidikan rohani kurang mendapat perhatian. Semua agama berpendapat bahwa kehamilan dan anak haruslah bersumber dari perkawinan yang syah menurut adat-agama dan bahkan hukum dan disaksikan masyarakat. Situasi demikian memerlukan sikap dan perilaku orangtua yang dapat dijadikan panutan dan surf tauladan bagi remaja.

2. Upaya memberikan pendidikan seks.
Sudah lama diperdengarkan tentang pendidikan scks pada remaja guna memberikan pengetahuan tentang seks dan penyakit hubungan seks. Masalahnya siapakah yang patut memberikannya, dan bagaimana bentuk pendidikannya menyebabkan pendidikan scks menjadi terkatung-katung.

3. Keluarga berencana untuk remaja.
Kenyataan yang dihadapi dapat disimpulkan bahwa perilaku seks remaja menjurus ke arah liberal, tidak dapat dibendung, dan hanya mungkin mengendalikannya sehingga penyebaran penyakit hubungan seks dan kehamilan di kalangan remaja dapat dibatasi. Dengan pertimbangan itu maka perlu dicanangkan program keluarga berencana dikalangan remaja, digalakkan, sehingga pengendalian perilaku seks dapat tercapai.

4. Pelayanan gugur kandung.
Pelayanan gugur kandung remaja banyak dilakukan oleh lembaga tertentu atau dilakukan secara perorangan untuk menghilangkan keadaan dalam persimpangan jalan pada remaja. Melakukan gugur kandung merupakan tindakan yang paling rasional untuk menyelesaikan masalah hamil remaja dengan keuntungan:
• Bebas dari stres hamil yang tidak dikehendaki
• Bebas dari tekanan keluarga dan masyarakat
• Masih dapat melanjutkan sekolah atau kerja
• Bila dilakukan secara legeartis penyulit sangat minimal dan tidak mengganggu fungsi reproduksi
• Biaya ringan, dibandingkan bila kehamilan diteruskan.
Kendatipun melaksanakan gugur kandung merupakan tindakan yang paling rasional dan menguntungkan kedua belah pihak, tetapi bukanlah dapat dilakukan begitu saja karena undang-undang kesehatan tclah menetapkan petunjuk pclaksanaannya dan disertai sangsi hukum. Dengan demikian melakukan gugur kandung bukanlah hebas dari tuntutan hukum dan tuntutan moral pelaku dan yang meminta dilakukannya. Perlu kiranya kita renungkan kembali bunyi “sumpah dokter:” Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

Pustaka
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba

Remaja Juga Perlu Kontrasepsi

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan seks pranikah belum memadai sehingga masih banyak kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Di lain pihak, pemerintah tidak melayani kebutuhan kontrasepsi bagi remaja dan wanita belum menikah.

Dalam Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2003 disebutkan bahwa dari 37.000 responden remaja dan perempuan belum menikah, 22 persennya mengalami kehamilan tak diinginkan.

“Remaja dan wanita belum menikah sebenarnya termasuk kelompok unmet needs atau akseptor KB yang tidak terlayani,” kata Priya Subroto dari PKBI.

Kalangan remaja memang sudah termasuk dalam program sosialisasi BKKBN. Namun, hal itu berkaitan dengan tujuan MDGs yakni menurunkan angka pernikahan dini.

Saat ini, usia pernikahan pertama di Indonesia rata-rata antara 19 dan 24 tahun. Namun, data menunjukkan, 15,6 persen wanita menikah pada usia kurang dari 16 tahun. Priya mengungkapkan, remaja juga memiliki hak inividual untuk mendapat pelayanan kontrasepsi.

“Bila pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan itu karena alasan tidak ada undang-undangnya, maka lakukan saja kemitraan dengan LSM,” katanya.

Perilaku seksual remaja yang bermasalah dan harus disoroti adalah seks di luar nikah, seks tidak aman, dan seks berganti-ganti pasangan. Perilaku itu dapat berakibat fatal karena berisiko tinggi mulai dari kehamilan di luar nikah, tertular penyakit HIV/ AIDS, aborsi tidak aman, hingga kematian.

kompas.com

KEBIDANAN



BAYI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup), dan post-neonatal (setelah 27 hari).
Pemberian makanan dilakukan dengan penetekan atau dengan susu industri khusus. Bayi memiliki insting menyedot, yang membuat mereka dapat mengambil susu dari buah dada. Bila sang ibu tidak bisa menyusuinya, atau tidak mau, formula bayi biasa digunakan di negara-negara Barat. Di negara lain ada yang menyewa "perawat basah" (wet nurse) untuk menyusui bayi tersebut.
Bayi tidak mampu mengatur pembuangan kotorannya, oleh karena itu digunakanlah popok. Popok yang digunakan bayi bisa berupa popok kain biasa atau popok sekali pakai (diapers). Dewasa ini, popok sekali pakai menjadi lebih populer penggunaannya dibandingkan popok kain biasa karena lebih praktis dan tidak terlalu merepotkan. Namun, masalah baru yang utamanya timbul akibat pemakaian popok sekali pakai adalah masalah ruam popok. Kulit bayi yang masih sensitif lebih sering tertutup dan menjadi sulit bernafas sehingga memungkinkan timbulnya masalah ruam dan iritasi pada kulit bayi. Meskipun masalah ruam popok merupakan masalah yang biasa terjadi, namun bila dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat bisa timbul masalah yang cukup serius seperti peradangan dan infeksi kulit bayi.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah

1.    Faktor Ibu
v Gizi saat hamil yang kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar.Indikator lain untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur LLA. LLA adalah Lingkar Lengan Atas. LLA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan demikian, bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar ia lebih memperhatikan kesehatannya (Hidayati, 2009).
v Umur
Berat badan lahir rendah juga berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun.
v Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
v Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
v Penyakit menahun ibu

a.    Asma bronkiale:
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).
b.    Infeksi saluran kemih dengan bakteriuria tanpa gejala (asimptomatik):
Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2 – 10%, dan dipengaruhi oleh paritas, ras, sosioekonomi wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeklampsia.
c.    Hipertensi:
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur. Hipertensi pada ibu hamil merupakan gejala dini dari pre-eklamsi, eklampsi dan penyebab gangguan pertumbuhan janin sehingga menghasilkan berat badan lahir rendah.
v Gaya hidup
Konsumsi obat-obatan pada saat hamil: Peningkatan penggunaan obat-obatan (antara 11% dan 27% wanita hamil, bergantung pada lokasi geografi) telah mengakibatkan makin tingginya insiden kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan belajar, dan gejala putus obat pada janin (Bobak, 2004). Konsumsi alkohol pada saat hamil: Penggunaan alkohol selama masa hamil dikaitkan dengan keguguran (aborsi spontan), retardasi mental, BBLR dan sindrom alkohol janin.
2.   Faktor kehamilan
a)   Komplikasi Hamil
·       Pre-eklampsia/ Eklampsia:
Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
·       Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu
·       Hidramnion
Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Gejala hidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanik sebagai akibat penekanan uterus yang besar kepada organ-organ seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak. Prognosis anak kurang baik karena adanya kelainan kongenital, prematuritas, prolaps funikuli dan lain-lain.
·       Hamil ganda/Gemeli
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan menyebabkan peredaran darah plasenta mengurang. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan terjadinya partus prematurus.
·       Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan (Saifuddin, 2002). Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan ini yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian janin intrauterin (Wiknjosastro, 1999 : 365). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.
3.   Faktor janin
·       Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
·       Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin.

Pranala luar

Catatan kaki

Wiknjosastro, 2007